Prevalensi Ameloblastoma yang Disebabkan oleh Gigi Impaksi Berdasarkan Regio, Usia, dan Jenis Kelamin: Sebuah Literatur Review

Prevalensi Ameloblastoma yang Disebabkan oleh Gigi Impaksi Berdasarkan Regio, Usia, dan Jenis Kelamin: Sebuah Literatur Review

Abstrak

Latar Belakang: Ameloblastoma merupakan tumor odontogenik jinak yang bersifat lokal invasif dan sering berkaitan dengan gigi impaksi, terutama gigi molar ketiga rahang bawah. Pemahaman mengenai distribusi kasus ameloblastoma berdasarkan regio, usia, dan jenis kelamin penting untuk mendukung diagnosis dan perencanaan terapi.
Tujuan: Melakukan tinjauan literatur terhadap prevalensi ameloblastoma yang dikaitkan dengan gigi impaksi berdasarkan lokasi anatomis (regio), usia pasien, dan jenis kelamin.
Metode: Literatur review dilakukan dengan menelusuri artikel dari database PubMed, ScienceDirect, dan Google Scholar dari tahun 2013–2023. Kata kunci yang digunakan: “ameloblastoma”, “impacted tooth”, “mandibular third molar“, “prevalence”, “age”, “sex”, dan “location”. Artikel yang relevan diseleksi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi tertentu.
Hasil: Dari 21 artikel yang diseleksi, ameloblastoma paling sering terjadi di regio mandibula posterior (sekitar 70–80%), khususnya di sekitar gigi molar ketiga yang impaksi. Rentang usia terbanyak adalah antara 20–40 tahun, dengan insidensi lebih tinggi pada laki-laki dibanding perempuan (rasio 1,3:1).
Kesimpulan: Ameloblastoma yang berasosiasi dengan gigi impaksi paling sering ditemukan pada rahang bawah posterior, pada kelompok usia dewasa muda hingga paruh baya, dan lebih sering terjadi pada laki-laki. Temuan ini dapat menjadi dasar penting dalam evaluasi radiografik rutin terhadap gigi impaksi.


Pendahuluan

Ameloblastoma merupakan salah satu tumor odontogenik yang berasal dari epitel pembentuk enamel dan biasanya bersifat jinak namun agresif secara lokal. Meskipun tidak sering bermetastasis, ameloblastoma dapat menyebabkan destruksi tulang yang signifikan, deformitas wajah, serta gangguan fungsi rongga mulut. Salah satu faktor risiko yang paling sering ditemukan adalah keterkaitan dengan gigi impaksi, khususnya molar ketiga mandibula.

Pemahaman mengenai karakteristik epidemiologis ameloblastoma yang dikaitkan dengan gigi impaksi penting untuk meningkatkan kewaspadaan klinis, terutama saat menilai gigi impaksi secara radiografik. Literatur review ini bertujuan untuk menyusun gambaran prevalensi ameloblastoma berdasarkan lokasi (regio), usia, dan jenis kelamin.


Metode

Penelusuran literatur dilakukan secara sistematis dari database PubMed, ScienceDirect, dan Google Scholar dengan rentang tahun publikasi 2013–2023. Kata kunci pencarian meliputi:

  • “ameloblastoma”,
  • “impacted tooth”,
  • “mandibular third molar”,
  • “prevalence”,
  • “age”,
  • “sex”, dan
  • “location”.

Kriteria inklusi:

  • Artikel dalam bahasa Inggris atau Indonesia.
  • Studi klinis, retrospektif, atau review yang menyebutkan data mengenai ameloblastoma terkait gigi impaksi.
  • Artikel dengan data usia, jenis kelamin, dan lokasi anatomi.

Kriteria eksklusi:

  • Laporan kasus tunggal.
  • Studi dengan data yang tidak lengkap atau tidak menyebutkan keterkaitan dengan gigi impaksi.

Dari hasil penyaringan awal sebanyak 178 artikel, 21 artikel dipilih sesuai kriteria.


Hasil dan Pembahasan

1. Distribusi Berdasarkan Regio

Sebagian besar ameloblastoma ditemukan di rahang bawah posterior, terutama regio molar ketiga mandibula. Sekitar 70–80% kasus ameloblastoma terkait dengan gigi impaksi berada di regio ini. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh aktivitas proliferatif jaringan odontogenik yang tinggi di area tersebut serta lamanya retensi gigi impaksi di mandibula posterior.

2. Distribusi Berdasarkan Usia

Usia penderita ameloblastoma umumnya berada pada rentang 20–40 tahun, dengan puncak insidensi pada dekade ketiga. Hal ini sesuai dengan periode umum ditemukannya gigi impaksi molar ketiga yang belum dicabut atau tidak tumbuh sempurna.

UsiaPersentase Kasus (%)
<20 tahun10–15%
20–40 tahun50–60%
>40 tahun25–35%

3. Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin

Sebagian besar studi menunjukkan bahwa laki-laki lebih banyak menderita ameloblastoma dibanding perempuan, dengan rasio bervariasi dari 1,2:1 hingga 1,5:1. Perbedaan ini mungkin berkaitan dengan faktor hormonal, kebiasaan menjaga kebersihan mulut, atau paparan terhadap faktor risiko lingkungan.


Kesimpulan

Literatur menunjukkan bahwa ameloblastoma paling sering berkaitan dengan gigi molar ketiga impaksi di regio mandibula posterior. Insidensi tertinggi terjadi pada kelompok usia 20–40 tahun dan lebih banyak dialami oleh laki-laki. Evaluasi rutin terhadap gigi impaksi dengan pencitraan radiografik seperti OPG dan CBCT sangat disarankan untuk mendeteksi lesi awal yang mungkin tidak bergejala.


Saran

  • Pencabutan profilaksis gigi impaksi yang tidak berfungsi dapat dipertimbangkan untuk mencegah perkembangan tumor odontogenik.
  • Penelitian lanjutan dengan pendekatan prospektif dan sampel lebih besar di Indonesia sangat diperlukan.
  • Perlu edukasi kepada pasien mengenai potensi komplikasi gigi impaksi yang dibiarkan.
rimbatoto rimbatoto situs toto rimbatoto situs slot toto slot slot gacor slot gacor slot gacor slot gacor hari ini
situs togel bento4d situs slot gacor bento4d bento4d bento4d situs slot gacor situs resmi bento4d toto slot gacor slot thailand bento4d toto slot bento4d pmtoto pmtoto pmtoto