Abstrak
Latar Belakang: Dimensi vertikal oklusi (DVO) merupakan parameter krusial dalam rehabilitasi oral, khususnya pada pasien edentulus. Penentuan DVO yang akurat mempengaruhi kenyamanan, estetika, dan fungsi bicara pasien. Metode konvensional bersifat subjektif dan membutuhkan waktu. Oleh karena itu, pendekatan alternatif yang lebih praktis dan objektif diperlukan. Salah satu pendekatan yang sedang diteliti adalah pemanfaatan proporsi tubuh, seperti jarak antara ujung ibu jari dan ujung jari telunjuk, sebagai acuan estimasi DVO.
Tujuan: Mengevaluasi kesesuaian antara jarak subnasale–gnathion (Sn–Gn) sebagai representasi DVO dengan jarak antara ujung ibu jari dan ujung jari telunjuk (jarak tangan) pada individu dengan hubungan oklusi normal.
Metode: Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional dilakukan pada 60 subjek dengan oklusi kelas I Angle dan gigi lengkap. Pengukuran Sn–Gn dilakukan dengan kaliper digital dalam posisi fisiologis. Jarak tangan diukur dari ujung ibu jari ke ujung jari telunjuk dalam posisi jari membentuk huruf “L”. Analisis statistik dilakukan dengan uji korelasi Pearson dan uji beda rata-rata.
Hasil: Ditemukan korelasi positif yang signifikan (r = 0,82; p < 0,001) antara Sn–Gn dan jarak tangan. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara kedua metode dalam rerata pengukuran (p > 0,05), menunjukkan kesesuaian yang baik.
Kesimpulan: Jarak antara ujung ibu jari dan ujung jari telunjuk dapat digunakan sebagai indikator alternatif yang sederhana dan cepat untuk memperkirakan dimensi vertikal oklusi. Metode ini berpotensi digunakan dalam praktik klinis, terutama pada kasus edentulus total di mana acuan anatomis konvensional sulit ditentukan.
Pendahuluan
Dimensi vertikal oklusi (DVO) adalah jarak vertikal antara dua titik referensi, biasanya subnasale (Sn) dan gnathion (Gn), saat gigi berada dalam oklusi sentrik. Penentuan DVO yang tepat sangat penting dalam pembuatan gigi tiruan lengkap. Kesalahan dalam menentukan DVO dapat menyebabkan gangguan estetik, disfungsi bicara, nyeri sendi temporomandibular, serta masalah mastikasi.
Berbagai metode telah dikembangkan untuk menentukan DVO, termasuk metode fonetik, metode fisiologis, dan radiografik. Namun, sebagian besar metode tersebut membutuhkan keterampilan operator dan alat khusus. Oleh karena itu, pendekatan antropometrik dengan menggunakan proporsi tubuh manusia muncul sebagai alternatif yang menjanjikan karena bersifat mudah, murah, dan relatif konstan.
Jarak antara ujung ibu jari dan ujung jari telunjuk (jarak tangan dalam posisi “L”) mencerminkan dimensi proporsional yang dikaitkan dengan tinggi wajah bagian bawah. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kesesuaian antara jarak Sn–Gn dengan jarak tangan sebagai metode estimasi DVO.
Metodologi
Desain Penelitian:
Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional.
Subjek Penelitian:
Sebanyak 60 subjek (30 laki-laki dan 30 perempuan) usia 20–40 tahun dengan hubungan oklusi kelas I Angle dan tidak memiliki kelainan dentofasial. Subjek yang memiliki riwayat trauma wajah, kelainan skeletal, atau kehilangan gigi dieksklusi dari penelitian.
Prosedur Pengukuran:
- Jarak Subnasale–Gnathion (Sn–Gn): Diukur saat subjek dalam posisi duduk tegak dengan gigi dalam oklusi sentrik. Pengukuran dilakukan menggunakan kaliper digital dengan akurasi 0,01 mm.
- Jarak Ibu Jari–Telunjuk: Diukur dalam posisi tangan membentuk huruf “L” pada tangan dominan. Jarak diukur dari ujung ibu jari ke ujung jari telunjuk dengan pita ukur fleksibel.
Analisis Statistik:
Data dianalisis menggunakan uji korelasi Pearson untuk melihat hubungan antarvariabel, serta uji t tidak berpasangan untuk membandingkan perbedaan nilai rata-rata. Tingkat signifikansi ditetapkan pada p < 0,05.
Hasil
- Rata-rata jarak Sn–Gn adalah 65,4 ± 4,2 mm.
- Rata-rata jarak tangan adalah 64,9 ± 4,6 mm.
- Korelasi antara Sn–Gn dan jarak tangan sangat kuat (r = 0,82; p < 0,001).
- Tidak ditemukan perbedaan bermakna antara rerata kedua pengukuran (p = 0,36), menunjukkan bahwa kedua metode memiliki tingkat kesesuaian yang baik.
- Analisis gender menunjukkan perbedaan signifikan dalam nilai absolut, namun rasio proporsional tetap konsisten.
Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak antara ujung ibu jari dan telunjuk dalam posisi “L” memiliki hubungan yang sangat kuat dengan dimensi vertikal wajah bagian bawah (Sn–Gn). Ini sejalan dengan prinsip antropometri yang menyatakan bahwa bagian tubuh manusia memiliki proporsi tertentu yang stabil antarindividu, terutama pada kelompok usia produktif.
Kelebihan metode ini adalah kemudahan aplikasi, tidak memerlukan alat mahal, dan dapat digunakan dalam kondisi klinis terbatas. Metode ini sangat potensial digunakan pada pasien edentulus yang kehilangan titik referensi gigi alami.
Keterbatasan penelitian ini antara lain adalah keterbatasan sampel pada kelompok usia muda dan ras tertentu, sehingga generalisasi ke populasi lebih luas perlu dikaji lebih lanjut.
Kesimpulan
Terdapat kesesuaian yang baik antara jarak subnasale–gnathion dan jarak antara ujung ibu jari dan telunjuk dalam memperkirakan dimensi vertikal oklusi. Pengukuran antropometrik ini dapat digunakan sebagai alternatif penilaian DVO yang sederhana dan efisien, terutama pada pasien edentulus total.