“Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kadar SIgA (Imunoglobulin A Saliva)”

“Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kadar SIgA (Imunoglobulin A Saliva)”

Abstrak

Latar Belakang: Imunoglobulin A sekretorik (SIgA) adalah komponen utama sistem imun mukosa yang terdapat dalam saliva dan berperan penting dalam pertahanan imun lokal rongga mulut. Beberapa studi menyatakan bahwa status gizi, khususnya indeks massa tubuh (IMT), dapat mempengaruhi sistem imun, termasuk kadar SIgA. Namun, hubungan keduanya masih belum sepenuhnya dipahami.
Tujuan: Menganalisis hubungan antara indeks massa tubuh dengan kadar SIgA dalam saliva.
Metode: Penelitian ini merupakan studi observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional yang melibatkan 90 subjek usia 18–35 tahun, yang dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan IMT: normal, overweight, dan obesitas. Sampel saliva dikumpulkan secara unstimulated dan dianalisis kadar SIgA-nya menggunakan metode ELISA. Analisis statistik menggunakan uji korelasi Pearson dan uji ANOVA.
Hasil: Rata-rata kadar SIgA pada kelompok IMT normal lebih tinggi dibandingkan kelompok overweight dan obesitas. Terdapat korelasi negatif bermakna antara IMT dan kadar SIgA saliva (r = -0,42; p < 0,05).
Kesimpulan: Terdapat hubungan negatif signifikan antara indeks massa tubuh dan kadar SIgA saliva. Peningkatan IMT cenderung disertai penurunan kadar SIgA, yang dapat berdampak pada penurunan kekebalan mukosa mulut.

Kata kunci: indeks massa tubuh, SIgA, saliva, imunitas mukosa, obesitas


Pendahuluan

Saliva mengandung berbagai komponen bioaktif yang penting bagi pertahanan tubuh terhadap patogen. Salah satu komponen utama adalah imunoglobulin A sekretorik (SIgA), antibodi dominan dalam saliva yang memainkan peran sentral dalam perlindungan mukosa terhadap mikroorganisme. SIgA bekerja dengan mencegah adhesi patogen pada permukaan mukosa dan menetralisasi toksin serta enzim mikroba.

Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan indikator status gizi yang umum digunakan. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa obesitas berhubungan dengan penurunan respons imun, termasuk penurunan kadar SIgA. Penurunan kadar SIgA ini dapat meningkatkan risiko infeksi rongga mulut seperti karies, periodontitis, dan infeksi saluran napas atas.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi hubungan antara IMT dengan kadar SIgA dalam saliva guna memahami potensi dampak status gizi terhadap sistem imun lokal rongga mulut.


Metode Penelitian

Desain Penelitian: Observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional
Subjek Penelitian:

  • 90 responden usia 18–35 tahun, terdiri dari:
    • IMT normal (18,5–22,9): 30 orang
    • Overweight (23–24,9): 30 orang
    • Obesitas (≥25): 30 orang

Kriteria Inklusi:

  • Tidak memiliki riwayat penyakit sistemik atau infeksi akut
  • Tidak merokok
  • Tidak sedang mengonsumsi antibiotik atau imunomodulator
  • Bersedia mengikuti prosedur penelitian

Prosedur Pengumpulan Data:

  • Pengukuran tinggi badan dan berat badan menggunakan alat standar
  • Penghitungan IMT menggunakan rumus: berat badan (kg) / [tinggi (m)]²
  • Pengambilan saliva secara unstimulated selama 5 menit pagi hari sebelum makan
  • Analisis kadar SIgA menggunakan metode ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay)

Analisis Statistik:

  • Uji ANOVA untuk membandingkan kadar SIgA antar kelompok IMT
  • Uji Korelasi Pearson untuk menganalisis hubungan IMT dengan kadar SIgA

Hasil

Karakteristik Subjek:

  • Usia rata-rata: 24,1 ± 3,2 tahun
  • Jenis kelamin: 47 wanita, 43 pria
  • Tidak terdapat perbedaan signifikan usia antar kelompok (p > 0,05)

Rata-rata Kadar SIgA (μg/mL):

  • IMT Normal: 182,6 ± 21,5
  • Overweight: 158,4 ± 19,7
  • Obesitas: 139,8 ± 17,3

Hasil Uji ANOVA:
Terdapat perbedaan signifikan kadar SIgA antar ketiga kelompok (p < 0,001)

Korelasi IMT dan SIgA:
Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan hubungan negatif sedang antara IMT dan kadar SIgA (r = -0,42; p = 0,003)


Diskusi

Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara indeks massa tubuh dan kadar SIgA saliva. Individu dengan IMT tinggi (overweight dan obesitas) memiliki kadar SIgA yang lebih rendah dibandingkan individu dengan IMT normal. Hasil ini sejalan dengan studi-studi sebelumnya yang menyatakan bahwa obesitas dikaitkan dengan inflamasi kronik tingkat rendah (low-grade inflammation) yang dapat mengganggu fungsi imun, termasuk sekresi imunoglobulin.

SIgA sebagai garis pertahanan pertama pada mukosa mulut memiliki peran penting dalam mencegah kolonisasi bakteri patogen. Penurunan SIgA dapat berdampak langsung terhadap peningkatan risiko infeksi rongga mulut dan sistemik, terutama pada populasi obesitas.

Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kadar SIgA antara lain stres, hidrasi, aktivitas fisik, dan pola tidur. Penelitian lanjutan disarankan untuk mengeksplorasi variabel-variabel tersebut secara lebih mendalam dan mengidentifikasi mekanisme molekuler yang terlibat.


Kesimpulan

Terdapat hubungan negatif yang signifikan antara indeks massa tubuh dan kadar SIgA saliva. Individu dengan IMT tinggi cenderung memiliki kadar SIgA lebih rendah, yang mengindikasikan potensi penurunan imunitas mukosa. Temuan ini memperkuat pentingnya menjaga status gizi dalam upaya mempertahankan sistem imun mukosa yang optimal.

rimbatoto rimbatoto situs toto rimbatoto situs slot toto slot slot gacor slot gacor slot gacor slot gacor hari ini
situs togel bento4d situs slot gacor bento4d bento4d bento4d situs slot gacor situs resmi bento4d toto slot gacor slot thailand bento4d toto slot bento4d pmtoto pmtoto pmtoto