Efektivitas Larutan Perasan Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) sebagai Agen Dekontaminasi Alginat terhadap Stabilitas Dimensi Cetakan Gigi

Efektivitas Larutan Perasan Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) sebagai Agen Dekontaminasi Alginat terhadap Stabilitas Dimensi Cetakan Gigi

Abstrak

Latar Belakang: Cetakan gigi berbahan dasar alginat merupakan salah satu komponen penting dalam pembuatan protesa gigi. Namun, karena sifat hidrofiliknya, alginat rentan terhadap kontaminasi mikroba selama dan setelah proses pencetakan. Larutan perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) mengandung senyawa antimikroba alami seperti asam sitrat, flavonoid, dan minyak atsiri yang berpotensi digunakan sebagai agen dekontaminasi alami.
Tujuan: Untuk mengevaluasi efektivitas larutan perasan jeruk nipis sebagai agen dekontaminasi terhadap stabilitas dimensi cetakan gigi berbahan dasar alginat.
Metode: Penelitian eksperimental laboratorium ini menggunakan 24 sampel cetakan gigi dari alginat yang dibagi menjadi tiga kelompok: kelompok kontrol (tanpa perendaman), kelompok perendaman dalam aquadest, dan kelompok perendaman dalam larutan perasan jeruk nipis 100% selama 10 menit. Dimensi cetakan diukur menggunakan vernier caliper digital, lalu dianalisis secara statistik menggunakan ANOVA satu arah.
Hasil: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam perubahan dimensi antara kelompok kontrol dan kelompok jeruk nipis (p > 0,05), sedangkan kelompok aquadest menunjukkan sedikit penyusutan dimensi (p < 0,05).
Kesimpulan: Larutan perasan jeruk nipis efektif sebagai agen dekontaminasi tanpa menyebabkan perubahan signifikan pada stabilitas dimensi cetakan alginat. Hal ini menunjukkan potensi penggunaan jeruk nipis sebagai alternatif alami dalam prosedur dekontaminasi cetakan gigi.

Kata kunci: Citrus aurantifolia, alginat, dekontaminasi, stabilitas dimensi, cetakan gigi


Pendahuluan

Cetakan gigi berbahan dasar alginat masih menjadi pilihan utama dalam praktik kedokteran gigi karena kepraktisannya, biaya yang relatif rendah, dan kemampuannya mereproduksi detail anatomi rongga mulut. Namun, bahan ini memiliki kelemahan berupa ketidakstabilan terhadap lingkungan, terutama air, serta sifat hidrofilik yang memungkinkan pertumbuhan mikroorganisme. Oleh karena itu, proses dekontaminasi menjadi prosedur penting untuk menjamin keamanan dan higienitas cetakan sebelum dilakukan penuangan model.

Dekontaminasi biasanya dilakukan menggunakan bahan kimia seperti natrium hipoklorit atau Klorheksidin, namun penggunaannya dapat berdampak negatif pada dimensi dan detail permukaan cetakan. Belakangan ini, perhatian mulai tertuju pada pemanfaatan bahan alam sebagai alternatif dekontaminasi yang lebih aman dan ramah lingkungan.

Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dikenal memiliki kandungan senyawa aktif seperti asam sitrat, flavonoid, dan minyak atsiri yang memiliki aktivitas antibakteri dan antijamur. Potensi ini membuka peluang penggunaan larutan perasannya sebagai agen dekontaminasi cetakan gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh perendaman cetakan alginat dalam larutan jeruk nipis terhadap stabilitas dimensinya.


Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan studi eksperimental laboratorium dengan pendekatan post-test only control group design. Sampel terdiri dari 24 cetakan gigi berbahan alginat yang dibagi ke dalam tiga kelompok secara acak (n=8):

  1. Kelompok Kontrol (K1): Tidak dilakukan perendaman.
  2. Kelompok Aquadest (K2): Direndam dalam aquadest selama 10 menit.
  3. Kelompok Jeruk Nipis (K3): Direndam dalam larutan perasan jeruk nipis 100% selama 10 menit.

Cetakan dibuat menggunakan model gigi rahang atas standar dan diukur pada tiga titik referensi menggunakan vernier caliper digital dengan ketelitian 0,01 mm. Perubahan dimensi dianalisis menggunakan uji ANOVA satu arah dengan tingkat signifikansi p < 0,05.


Hasil

Hasil pengukuran menunjukkan rerata perubahan dimensi sebagai berikut:

  • K1 (Kontrol): 0,03 ± 0,02 mm
  • K2 (Aquadest): 0,12 ± 0,04 mm
  • K3 (Jeruk Nipis): 0,04 ± 0,03 mm

Uji ANOVA menunjukkan perbedaan yang signifikan antara ketiga kelompok (p = 0,021). Uji lanjutan Tukey menunjukkan bahwa perubahan dimensi pada kelompok K2 (aquadest) berbeda signifikan dibandingkan K1 dan K3 (p < 0,05), sedangkan tidak terdapat perbedaan signifikan antara K1 dan K3 (p > 0,05).


Pembahasan

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa larutan perasan jeruk nipis tidak menyebabkan perubahan dimensi yang signifikan pada cetakan alginat. Hal ini mungkin disebabkan oleh sifat asam alami jeruk nipis yang mampu membunuh mikroorganisme tanpa menimbulkan efek osmotik atau dehidrasi pada struktur cetakan.

Sebaliknya, perendaman dalam aquadest menunjukkan penyusutan yang lebih besar. Hal ini diduga karena terjadinya difusi air yang menyebabkan perubahan dalam struktur hidrogel alginat, sehingga menurunkan stabilitas dimensi.

Keunggulan jeruk nipis sebagai agen dekontaminasi alami didukung oleh berbagai studi yang menunjukkan aktivitas antimikroba kuat dari kandungan bioaktifnya. Selain itu, penggunaannya lebih ekonomis dan aman bagi lingkungan serta pasien dibandingkan disinfektan sintetis.


Kesimpulan

Larutan perasan jeruk nipis 100% efektif digunakan sebagai agen dekontaminasi cetakan gigi berbahan alginat tanpa mengganggu stabilitas dimensi. Penggunaan bahan alami ini berpotensi menjadi alternatif yang lebih aman dan ekonomis dalam praktik kedokteran gigi.

rimbatoto rimbatoto situs toto rimbatoto situs slot toto slot slot gacor slot gacor slot gacor slot gacor hari ini
situs togel bento4d situs slot gacor bento4d bento4d bento4d situs slot gacor situs resmi bento4d toto slot gacor slot thailand bento4d toto slot bento4d pmtoto pmtoto pmtoto